Sumedang, Tim Sekretariat PKRBR (26/07) – Penelitian pengolahan komoditas agroindustri nanas sebagai salah satu komoditas unggulan Jawa Barat dilakukan oleh salah satu peneliti PKRBR yang juga Ketua Program Studi S1 Teknologi Industri Pertanian Unpad yaitu Dr. Efri Mardawati. Berbagai hasil penelitian disosialisasikan melalui program integrasi PKM dan KKNM Unpad yang dikenal dengan KKN-PPM Integratif.
Kegiatan KKN-PPM Integratif melibatkan mahasiswa-mahasiswa Unpad yang pada umumnya telah menginjak studi di tahun ketiga dan ke-empat. “Penggalian ide dan inovasi baru dalam pembuatan produk berbasis komoditas unggul yang ada di desa dapat terjalin pada program ini,” ucap Dr. Efri. Selain itu, kerja sama dan kolaborasi yang terjalin antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dapat ditingkatkan melalui program KKN-PPM Integratif.
Diseminasi hasil penelitian diketahui dapat menjembatani kegiatan pendidikan dan penelitian dalam tridharma yang disalurkan dalam program pengabdian pada masyarakat sehingga pemenuhan tridharma perguruan tinggi dapat terpenuhi. Diskusi dan tanggapan dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan guna penyesuaian kegiatan tridharma khususnya penelitian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan mudah untuk diadopsi.
“Hasil penelitian yang berdampak tentu sesuai dengan kebutuhan dan dapat diadopsi oleh masyarakat,” tambah Dr. Efri. Hal tersebut sejalan dengan indikator luaran dari program fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset yang senantiasa ditingkatkan ketercapaiannya di setiap tahunnya. Sehingga hasil diskusi dan tanggapan pada kegiatan diseminasi dapat ditindaklanjuti oleh anggota peneliti PKRBR untuk menghasilkan produk inovasi dari agroindustri nanas, baik produk utama dan biomassa yang menjadi produk sampingnya.

Dr. Efri melakukan kegiatan diseminasi dalam KKN-PPM Integratif kepada masyarakat di Desa Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tema yang diangkat dalam kegiatan adalah “Sosialisasi dan Penyuluhan Potensi Komoditas dan Pelatihan Produk Berbasis Nanas”.
Sosialisasi dilakukan dengan memberikan informasi mengenai manfaat kesehatan dan pengolahan komoditas desa menjadi produk bernilai tambah yang memiliki nilai ekonomi untuk diperjual belikan. Sistem pemasaran digital pun tak lepas untuk dibahas dalam kegiatan untuk mempercepat hilirisasi produk olahan nanas ke tangan konsumen.
Pembahasan terhadap pengolahan nanas tidak hanya memanfaatkan daging buah nanas sebagai produk utamanya. Dr. Efri menjelaskan potensi dari produk samping agroindustri nanas seperti bonggol dan daun nanas.
Bonggol nanas dapat dikonversi menjadi xilitol yang merupakan gula alkohol rendah kalori dan sehat untuk dikonsumsi. Selain itu, xilitol memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga konversi produk samping bonggol nanas sebagai limbah dinilai memiliki potensi yang sangat besar untuk diterapkan. Produk turunan lainnya dari bonggol nanas ini dapat dijadikan sebagai bahan bakar terbarukan melalui fermentasi menjadi bioetanol.
Pemanfaatan bonggol nanas selain menjadi xilitol dan bioetanol yaitu dapat dijadikan sebagai nata de pinas. Produk ini diprediksikan menjadi biomaterial maju terbarukan yang dapat menggantikan keberadaan plastik dan kemasan konvensional saat ini.
Daun nanas yang banyak didapatkan setelah panen raya pun dapat dikonversikan menjadi biomaterial serat alami seperti selulosa mikrokristalin dan nanokristalin. Kedua produk tersebut memiliki potensi besar seperti menjadi material industri ramah lingkungan yang diperlukan dalam berbagai sektor industri. [Ed]

Penulis berita : Agus Try Hartono
Penyunting berita : Awaly Ilham Dewantoro
Diterbitkan oleh ” Tim Sekretariat PKR Biomassa dan Biorefineri
0 Comments