Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Biomassa dan Biorefineri bersama dengan FTIP Unpad melakukan kunjungan koordinasi dengan BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Cibinong, Jumat (17/6/2022), untuk berkoordinasi mengenai kerja sama dan kolaborasi riset dengan Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk dan Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air. “PKR Biomassa dan Biorefineri senantiasa akan menjembatani kolaborasi riset yang bersinergi dengan kerja sama antara FTIP dengan PR Biomassa dan Bioproduk BRIN, khususnya dalam riset yang berfokus untuk memanfaatkan sumber daya biomassa,” ucap Dr. Efri Mardawati dalam sambutan pembuka kegiatan kunjungan koordinasi ini. Kunjungan koordinasi riset ini membahas mengenai persiapan kegiatan PKR Biomassa dan Biorefineri selanjutnya yaitu launching dan FGD para stakeholder biomassa serta rencana diadakannya researchers summer course, pembahasan kerja sama antara FTIP dengan PR Biomassa dan Bioproduk BRIN, serta inisiasi kerja sama antara FTIP dengan PR Limnologi dan SDA BRIN.

Efri menjelaskan bahwa kegiatan yang tengah dipersiapkan (launching, FGD, dan researchers summer course) akan menghadirkan para peneliti dari berbagai afiliasi, praktisi industri, hingga pemangku dan penentu kebijakan yang memiliki fokus pada biomassa. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut dirancang guna memberikan berbagai output yang dapat meningkatkan kapasitas bagi partisipan seperti tersusunnya artikel publikasi ilmiah untuk jurnal internasional terindeks dan buku ilmiah internasional. Kerja sama antara FTIP Unpad dengan PR Biomassa dan Bioproduk BRIN telah terjalin sejak PR Biomassa dan Bioproduk masih bernama Puslit Biomaterial. Kepala PR Biomassa dan Bioproduk BRIN, Dr. Akbar Hanif Dawam Abdullah, menyebutkan bahwa kerja sama yang dapat terjalin antara FTIP dengan PR Biomassa dan Bioproduk BRIN meliputi kerja sama di bidang riset dan pendidikan.

Di bidang riset, FTIP Unpad dengan PR Biomassa dan Bioproduk BRIN dapat mengembangkan produk-produk bernilai tambah yang khususnya berbasis dari biomassa. Selain itu, dalam menunjang kualitas riset dapat menggunakan fasilitas iLaB (Integrated Laboratory of Bioproducts) yang terdapat di PR Biomassa dan Bioproduk BRIN. Sedangkan dalam bidang pendidikan, kerja sama antara FTIP dengan PR Biomassa dan Bioproduk BRIN dapat meliputi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Research Assistant (RA), Studi Pasca Sarjana, dan Post-Doktoral.

Wakil Dekan I FTIP Unpad, Robi Andoyo PhD, menanggapi peluang tersebut dengan menjelaskan besarnya peluang kerja sama antara FTIP dengan PR Biomassa dan Bioproduk BRIN baik dalam riset maupun pendidikan, khususnya apabila ada peneliti yang harus melakukan studi lanjut doktoral dapat melanjutkan di Program Studi Doktor Teknologi Agroindustri yang sangat berkaitan dengan fokus riset di PR Biomassa dan Bioproduk BRIN. Inisiasi kerja sama antara FTIP Unpad dengan PR Limnologi dan SDA BRIN dialkukan dalam kunjungan koordinasi ini. Sebelum membahas fokus kerja sama yang akan dilakukan, Efri memaparkan bahwa sebelumnya telah terjalin kerja sama dengan PR Limnologi dan SDA BRIN dalam pemanfaatan mikroalga dan spirulina sebagai biomassa penghasil berbagai produk biomaterial.

Untuk membuka pembahasan kerja sama riset yang memungkinkan antara FTIP Unpad dengan PR Limnologi dan SDA BRIN, Dr. Hidayat M.Sc., selaku Kepala PR Limnologi dan SDA BRIN membuka kegiatan dengan menjelaskan Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN yang selanjutnya menjelaskan fokus-fokus riset di PR Limnologi dan SDA BRIN. Penjelasan tersebut menjadi menarik karena kemudian direspon oleh Manajer Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Alumni FTIP Unpad, yaitu Kharistya Amaru PhD. Beliau merespon dengan memulai pembahasan tentang permasalahan sering terjadinya banjir di wilayah Jatinangor dan Rancaekek ketika hujan lebat. Hal tersebut berkaitan dengan embung atau tandon air yang berada di hulu sungai dan embung yang berada di wilayah Unpad. Kerja sama riset yang diharapkan antara FTIP Unpad dengan PR Limnologi BRIN ini nantinya dapat berdampak ke masyarakat, sehingga permasalahan banjir dan embung diangkat sebagai topik inisiasi. Adapun kerja sama ini kemudian dibahas secara komprehensif pada waktu yang telah disepakati bersama karena diperlukan kajian yang lebih mendalam.